Kata sandi lama dikenal sebagai benteng utama keamanan digital. Namun, kini dunia bergerak ke arah biometrik canggih yang membuat identitas digital lebih aman dan praktis.
Biometrik mencakup sidik jari, pemindaian wajah, retina mata, hingga pengenalan suara. Dengan teknologi ini, seseorang bisa masuk ke akun atau sistem hanya dengan tubuhnya sendiri.
Keunggulannya adalah kenyamanan dan keamanan. Tidak perlu lagi mengingat puluhan password rumit, dan risiko peretasan berkurang karena biometrik sulit dipalsukan.
Perusahaan teknologi besar sudah mengadopsinya. Smartphone modern memakai Face ID atau sensor sidik jari, sementara bank mulai menerapkan verifikasi suara untuk layanan pelanggan.
Selain itu, sistem biometrik kini semakin canggih berkat AI. Mesin bisa mengenali pola unik dari wajah atau suara meskipun ada perubahan kecil.
Namun, tantangan besar adalah privasi. Data biometrik yang bocor lebih berbahaya daripada password, karena tubuh manusia tidak bisa diganti seperti sandi.
Isu lainnya adalah aksesibilitas. Tidak semua orang bisa menggunakan biometrik tertentu, misalnya mereka yang kehilangan jari atau mengalami cacat wajah.
Meski penuh tantangan, biometrik canggih dianggap masa depan keamanan digital.
Identitas digital tanpa kata sandi adalah langkah besar menuju dunia yang lebih aman dan praktis.

