Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren yang signifikan di kalangan pasangan modern untuk memilih pernikahan yang lebih intimate (intim) dan personal, meninggalkan tradisi resepsi besar dengan ratusan hingga ribuan tamu. Pasangan kini lebih memilih acara kecil yang berfokus pada kualitas interaksi dan makna emosional daripada kemegahan logistik.
Pernikahan intim biasanya melibatkan daftar tamu yang sangat terbatas, seringkali hanya keluarga inti dan sahabat terdekat. Keputusan ini didorong oleh keinginan untuk mengurangi stres perencanaan yang berlebihan dan meminimalkan biaya fantastis yang seringkali menyertai resepsi besar. Anggaran yang dihemat dapat dialihkan untuk pengalaman yang lebih berkesan, seperti bulan madu eksklusif atau investasi rumah.
Di luar faktor finansial, tren ini mencerminkan pergeseran nilai. Pasangan ingin momen sakral mereka terasa otentik dan benar-benar mencerminkan kisah cinta mereka, tanpa tekanan sosial untuk menyenangkan semua orang. Fokus bergeser dari “pamer” ke “pengalaman”, memungkinkan mereka untuk benar-benar hadir dan menikmati setiap momen bersama orang-orang yang paling penting.
Pernikahan intim membuktikan bahwa kesederhanaan dapat menjadi kunci kebahagiaan. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana yang hangat, mendalam, dan tak terlupakan, di mana setiap tamu yang hadir merasa benar-benar terhubung dengan perayaan cinta pasangan.
Intisari: Tren pernikahan intimate (kecil dengan tamu terbatas) semakin populer karena mengurangi stres perencanaan, menghemat biaya, dan memungkinkan pasangan fokus pada makna emosional serta pengalaman otentik alih-alih kemegahan logistik.

